SEJARAH DESA TONGKONUNUK
Desa Tongkonunuk Merupakan salah satu dari 30 Desa Dan 3Kelurahan di wilayah kecamatan Pagimana, yang terletak sekitar ± 1 Km dari ibu Kota Kecamatan, ± 65 Km dari pusat Pemerintahan Kabupaten Banggai dan Sekitar ± 545 Km dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Desa Tongkonunuk memiliki luas 7000 Ha. Dan Secara administratif terdiri dari 3 Dusun.
Bahwa Sejak Kekuasaan Penjajahan Pemerintah Belanda Yang Telah Membagi -bagi Pemerintahan Dengan Dengan Status Kerajaanyang Di Pimpin Oleh Raja (TOMUNDO) Dan Sampai Ke Tingkat Bawah Yaitu Distrik Yang Di Pimpin Oleh Sangaji (BOSANYO) Maka Salah Satu Kerajaan Yaitu Kerajaan Banggai Telah Membagi-bagi Wilayah Kerajaannya yaitu beberapa Distrik yang salah satunyabernama Distrik Kintom yang kesemuanya ini merupakan Tanah Tanah Adat dan dibawah kekuasaan Raja (TOMUNDO) yang segaahasil - hasil Pendapatan Wilayah (Distrik) di bawah pimpinan SANGAJI (Bosanyo) diserahkan semua dikerajaan dan disinilah mulaidikenal oleh Rakyat Kerajaan Banggai membayar Pajak yang disebut(HUHUK).
Maka untuk mempelancar Pembayaran Pajak (HUHUK) disinilah pulah masing-masing Wilayah (Distrik) memperluas Wilayah kekuasaannya yang salah satunya ialah Distrik Kintom diabawah kuasa Bosanyo Kintom MIAN I PAWATA namanya SULAIMAN dan inilah yang mengangkat Saudaranya Keturunan MIAN I TOKOHA bernama DAKAKNYO LATUBA ditempatkan di salah satu wilayah kekuasaan Distrik Kintom termasuk diwilayah yang sudah terbagibagi yang disebut Distrik Bawahan yang dipimpin oleh KAPITAN TANOK.
Inilah sekilas pengetahuan asal usul Desa Tongkonunuk Bahwa Desa Tongkonunuk di masa Kerajaan Banggai, Tanah Adatyang penduduknya adalah SUKU SALUAN Asli yang sudah beragamaIslam dan memiliki Adat Suku Saluan di bawah Pimpinan KepalaSuku (Pemangku Adat) sekaligus sebagai Dakaknyo (KAPITAN) yaituDakaknyo MIAN I TOKOHA ( KAPITAN TANOK LATUBA).
Untuk menjalankan tugas sebagai Dakaknyo atau KapitanTanok sebagai pemangku adat mengadakan musyawarah utuk membuat suatu perkampungan yang diberi nama BANGKUHAN yangpengertiannya tempat untuk bermusyawarah. Inilah asal mulanya Desa yang pertama sebelum diganti dengan nama Tongkonunuk ± 15Km pesisir Laut Pantai Tongkonunuk.
Setelah ± Tahun 1789 KAPITAN TANOK ( DAKAKNYO LATUBA ) wafat yang kuburannya berada di tempat yang namanya TOKOHA ia gantikan oleh anaknya KAPITAN TONOK MATANGKAS namanya KAPITAN TANOK LASADAM sekaligus sebaggai Pemangku Adat.
Kemudian dengan mulai berkembangnya penduduk selain Suku Saluan sudah ada Suku Bugis yang datang dari SulawesiSelatan yaitu bernama DAENG MASULILI asal Bone yang kawindengan anak dari DAKAKNYO LATUBA bernama SILIBUAH. Maka DAKAKNYO KAPITAN TANOK LASADAM mengadakan musyawarahuntuk mengganti nama tempat (Perkampungan) yang sudah turun kepesisir pantai yang hasil dari musyawarah yaitu nama BANGKUHAN diganti dengan nama TONGKONUNUK yang berasal dari kataTONGKO MANUNUK yang artinya Tongkat yang tidak dapat di cabutoleh siapapun (Bahasa Saluan) yaitu;
Inilah asal - usul nama Desa Tongkonunuk yang kemudian setelah KAPITAN TANOK LASADAM wafat digantikan pula oleh anaknya BOU LASADAM Tahun 1900 s/d Tahun 1951, ± 51 Tahun menjabat sebagai Pemangku Adat sekaligus Pemerintahan (KAPITANTANOK) di Desa Tongkonunuk.
Kemudian setelah Kapitan Tanok BOU LASADAM wafat Tahun1964 dalam usia 90 Tahun Almarhum BOU LASADAM digantikanoleh keponakannya PUTENA LALAGA yang menjabat pula sebagai Pemangku Adat, dan sampai terbentuknya pergantian kerajaan dengan nama KPN (Kepala Pemerintahan Negeri) Luwuk Banggai yang kemudian menjadi Otonomi Daerah Kabupaten Banggai sampai hari ini.
Sekedar dapat diketahui bahwa sejak penjajajhan Belanda dan Jepang sampai Indonesia Merdeka, Desa Tongkonunuk ada beberapa Pemangku Pemerintahan tetapi bukan sebagai Pemangku Adatkarena hanya diangkat oleh Pemerintahan Belanda dan Jepang dan bukan diangkat dan dikukuhkan oleh Raja (TOMUNDOK), sedang yang dikukuhkan oleh Raja (TOMUNDOK) hanyalah Pemangku Adat sekaligus sebagai Pemangku Pemerintahan yaitu DAKAKNYO (KAPITAN LATUBA), anaknya KAPITAN MATANGKAS (KAPITANLASADAM) dan cucunya KAPITAN BOU LASADAM, sedangkan PUTENA LALAGA sudah dengan pengangkatan Pemerintahan Daerah Otonomi dan sampai terbentuknya pula Pemangku Adat di tiap Kecamatan dalam Daerah Kabupaten Banggai, dan untuk Kecamatan Pagimana terpilih sebagai Pemangku Adat adalah Almarhum SANUSILASADAM yaitu anak dari KAPITAN BOU LASADAM Keturunan DAKAKNYO KAPITAN LATUBA.
Kembali pada asal usul pengertian nama Desa Kampung Tongkonunuk sebagai berikut: bahwa makna arti Bahasa Saluandari kata TOKOHA, BANGKUHAN dan TONGKONUNUK adalah:
- Persatuan dan Permusyawaratan serta Persaudaraan yangKuat dan Kokoh serta
bekerja dengan cara bergotong royong.
- Taat dan patutkepada atasan sebagai pemegang kekuasaan, Berkasih sayang dan
dengan cara bergotong royong.
- Bersifat Jujur, Amanah, Bersih, dapat dipercaya denganbermoto PESANAN
LELUHUR"
Berahlak yang baik dengan kalimat Bahasa Saluannya: SIFAT, KELAKUAN, GAUK.
Desa Tongkonunuk dalam Pemerintahan, proses kepemimpinan Pemerintahan Desa telah mengalami pergantian sebanyak 13 (Tiga Belas) kali, adapun nama-nama Pejabat Desa pada saat itu dan sampai sekarang sebagai berikut:
- Kapitan Tanok Latuba
- Kapitan Tanok Lasadam.
- Kapitan Tanok Bou Lasadam
- Putena Lalaga
- Marwan Lasandang
- Harun Nuhu
- Baharudin Lasadam
- Subhan Masulili
- Ismail Salingkat, S.Sos
- Nurman Masulili(Karetek )
- Firman Zaman, SH(Karetek)
- Muhamad Galib Masulili(Karetek)
- Ainullah Tahili, SE
- Muhammad Amin Totong (Penjabat, Sampai Dengan Sekarang).
Penduduk Biasa
14 September 2016 06:09:16
Selamat atas keberhasilan Senggigi merayakan Hari Kemerdeakaan 2016!...